Mahasiswa BKI FUAD UIN Suna Jadi Presenter di ICAIOS ke-10, Angkat Kearifan Lokal Aceh ke Panggung Internasional
Banda Aceh, 15 Agustus 2025 - Dua mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, yakni Fitdaturrahmi dan Raudhatul Jannah, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan menjadi presenter pada ajang “The 10th International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS)” yang berlangsung di BSI Landmark Aceh Green Building, Banda Aceh, dengan mengusung tema unik berbasis kearifan lokal Aceh.
Artikel berjudul “Rah Ulei as Indigenous Hydrotherapy: Exploring Spiritual Healing and Inner Peace in Bireuen Aceh” ini menarik perhatian para akademisi internasional. Topik tersebut membahas potensi Rah Ulei; sebuah metode hidroterapi tradisional yang berkembang di Aceh, sebagai media penyembuhan spiritual (spiritual healing) dan sarana mencapai ketenangan batin (inner peace).
Penelitian ini memadukan pendekatan Psikoterapi Islam, sufistik, kearifan lokal, dan perspektif kesehatan mental modern. Dalam presentasinya, penulis artikel memaparkan bahwa Rah Ulei tidak hanya berfungsi sebagai terapi fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang kuat, mampu membantu individu mengelola emosi, mengurangi stres, dan memperkuat hubungan batin dengan Sang Pencipta. Topik presentasi mereka menarik perhatian para praktisi, peneliti dan peserta yang hadir.
Keberhasilan mahasiswa ini tidak lepas dari bimbingan dan pendampingan intensif dari Nurul Hikmah, M.Pd, selaku dosen BKI sekaligus Wakil Dekan II FUAD UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe. Melalui mentoring langsung, dosen pembimbing memastikan kualitas penelitian dan penulisan artikel memenuhi standar konferensi internasional, baik dari segi metodologi, analisis, maupun bahasa akademik.
“Kita patut bangga karena mahasiswa mulai berani tampil di forum internasional, dengan mengangkat kekayaan budaya Aceh. Harapannya, penelitian ini dapat menjadi pintu masuk bagi pengembangan psikoterapi berbasis kearifan lokal, yang bisa dikaji secara ilmiah dan relevan untuk pengembangan ilmu bimbingan dan konseling Islam,” ujar Nurul Hikmah, M.Pd, seusai sesi presentasi.
Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Dr. Ruhama Wazna, M.A menyampaikan apresiasi luar biasa atas pencapaian ini. "Ini bukan hanya prestasi personal, tetapi juga kebanggaan bersama bagi seluruh sivitas akademika. Mahasiswa BKI telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi duta keilmuan di tingkat internasional. Kita akan support sepenuhnya" ujarnya.
ICAIOS ke-10 sendiri dihadiri oleh akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara ASEAN dan luar kawasan. Forum ini menjadi ajang pertukaran ide, inovasi penelitian, dan penguatan jejaring akademik lintas negara.
Kehadiran mahasiswa BKI sebagai presenter menjadi sorotan karena menunjukkan kemampuan generasi muda Aceh dalam bersaing di kancah internasional. Pencapaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengeksplorasi topik-topik lokal yang memiliki relevansi global. Jurusan BKI berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya karya ilmiah yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga mencerminkan identitas dan kekayaan budaya Aceh. Dengan capaian ini, Jurusan BKI sekali lagi menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan yang unggul, berdaya saing, dan siap berkontribusi di tingkat nasional maupun internasional.