Dosen FUAD UIN Sultanah Nahrasiyah Raih Gelar Doktor dari University of Kent, Inggris

Lhokseumawe, 31 Oktober 2025 - Dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sultanah Nahrasiyah, Sufri Eka Bhakti, berhasil menyelesaikan studi doktoralnya di University of Kent, Inggris. Ia menempuh riset selama empat tahun satu bulan dengan dukungan penuh dari program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), hasil kolaborasi antara LPDP dan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Sufri menyampaikan bahwa disertasinya berjudul “The Interplay Between Government, Media, and Society: A Critical Discourse Analysis of Indonesia's 'Information and Electronic Transactions' (ITE) Law Revision in a Transitional Democracy.” Karya ilmiah setebal 395 halaman itu berisi sekitar 106 ribu kata, membahas secara kritis hubungan antara pemerintah, media, dan masyarakat dalam dinamika revisi Undang-Undang ITE di Indonesia.

“Ujian terbuka (Viva Voce) saya dilaksanakan secara hybrid pada Rabu, 24 September 2025, selama kurang lebih tiga jam. Saya dinyatakan lulus dengan kategori minor corrections — salah satu dari empat kategori kelulusan di sistem universitas Eropa,” ujar Sufri.

Ia menambahkan bahwa revisi akhir disertasinya telah diserahkan pada 28 Oktober 2025, setelah menuntaskan perbaikan sesuai catatan penguji. Dalam ujian tersebut, ia diuji oleh tiga akademisi dari University of Kent: Associate Prof. Dr. Tom Bradshaw sebagai External Examiner, Dr. Richard Pendry sebagai Internal Examiner, dan Dr. Kate Bradley sebagai Independent Observer.

Sufri menyebut capaian ini sebagai kehormatan besar sekaligus tanggung jawab moral. “Menjadi dosen pertama lulusan Eropa di UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe merupakan kehormatan tersendiri. Saya melihat pencapaian ini bukan sekadar kebanggaan pribadi, tetapi sebagai kesempatan untuk berbagi pengalaman dan memperkuat tradisi akademik di kampus,” katanya.

Ia berharap pengalaman studinya dapat memotivasi dosen dan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke berbagai negara, termasuk Eropa. “Saya ingin mendorong generasi akademisi muda untuk berpikir kritis dan meneliti isu nasional secara mendalam dalam konteks global. Disertasi ini bagi saya bukan sekadar capaian akademik, tetapi kontribusi kecil untuk memperkaya pemahaman tentang relasi antara pemerintah, media, dan masyarakat dalam demokrasi Indonesia yang terus berkembang,” ujarnya.

Sufri menutup dengan ucapan syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung proses studinya. “Capaian ini adalah buah doa, dukungan, dan semangat keluarga, sahabat, kolega, serta lembaga yang memberi kepercayaan dan kesempatan,” pungkasnya.

Share this Post